PT PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar Manfaatkan Limbah Batu Bara Melalui Budidaya Labu Madu (Butternut Pumpkin)
TangerangKabupaten, GLOBALPOSNEWS.COM – PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar, subholding PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) manfaatkan hasil sisa pembakaran batu bara, yaitu fly ash dan bottom ash (FABA) beserta tepung cangkang kerang hasil filtrasi supply air laut pada proses produksi listrik sebagai substitusi media tanam melalui kegiatan budidaya labu madu yang dikelola oleh kelompok mitra binaan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Lontar yang berlokasi di Kecamatan Kemiri, Kabupateng Tangerang, Provinsi Banten.
Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, tidak terkecuali Indonesia yang penggunaannya diperuntukan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Batu bara memiliki sifat tak terbarukan dan dihasilkan dari proses geologi selama puluhan bahkan ratusan juta tahun. Penggunaan batu bara sebagai sumber energi utama menghasilkan sisa pembakaran berupa abu terbang (fly ash) dan abu yang terendapkan (bottom ash). Kebutuhan batu bara dalam negeri terus meningkat tiap tahunnya. Peningkatan ini tentu memengaruhi produksi FABA yang dihasilkan. Oleh karenanya, penting bagi stakeholder terkait untuk bijak dalam pengelolaan maupun pemanfaatannya.
Apabila ditinjau lebih lanjut, FABA memiliki nilai guna dan nilai ekonomis. Pemanfaatan terbesar FABA lazim digunakan sebagai material pendukung pada sektor infrastruktur dan stabilisasi lahan. Berbagai macam studi dan penelitian juga menemukan bahwa FABA tidak hanya memberikan dampak positif pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek lingkungan melalui pemanfaatannya sebagai pupuk organik untuk tanaman.
Di samping FABA, unit pembangkit listrik juga memproduksi limbah cangkang kerang yang didapat dari proses filtrasi atau pada saat pengambilan supply air laut. Cangkang kerang ini terbawa oleh harus hisap Circulation Water Pump (CWP) yang kemudian dikumpulkan dalam bak penampung. Sejauh ini, cangkang kerang yang telah dicacah menjadi tepung berperan sebagai campuran pakan ternak dan pupuk organik.
PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar selalu berkomitmen mengedepankan aspek continuous improvement, inovasi, dan berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. Melalui Unit Bisnis Pembangkitan Lontar, limbah FABA dan limbah cangkang kerang hasil proses operasional pembangkit kemudian dimanfaatkan sebagai substitusi media tanam pada program Budidaya Labu Madu di Desa Lontar dan Desa Klebet. Hal ini merupakan aksi konkrit dan bentuk kepedulian PT PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar yang menjunjung tinggi etika pengelolaan lingkungan hidup.
Program Budidaya Labu Madu sudah berjalan sejak tahun 2021 dan telah melibatkan dua kelompok masyarakat di dua desa berbeda, yakni Kelompok Wanita Tani (KWT) Agria Lestari di Desa Klebet dan Tim Kreatif Lontar di Desa Lontar. Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Unit Bisnis Pembangkitan Lontar guna menjawab kebutuhan masyarakat terkait ketahanan pangan dan memberikan dampak positif pada aspek lingkungan.
Berdasarkan hasil laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB), FABA dan cangkang kerang berperan sebagai bahan amelioran tanah karena mengandung Kalsium (Ca) yang bagus untuk pertumbuhan sel tanaman dan berfungsi menaikkan kadar pH tanah. Dampak dari aplikasi FABA dan cangkang kerang sebagai substitusi media tanam pada budidaya labu madu dapat dilihat pada diameter batang yang lebih tebal dan kokoh serta luas penampang daun yang lebih lebar, sehingga semakin besar laju penyerapan CO2 yang terjadi. Berdasar hasil perhitungan, penanaman sebanyak 1.200 pohon labu madu/tahun setara dengan penyerapan CO2 sebesar 1.260 kg CO2eq/tahun. Tentunya, hal ini juga turut berkontribusi dalam menurunkan tingkat emisi karbon akibat pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.
Kepala Desa Klebet, Jamarudin, menyatakan apresiasi kepada PT PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar atas dukungannya terhadap kegiatan budidaya labu madu yang juga telah memberdayakan masyarakat sekitar. Kedepannya, budidaya labu madu kelak akan menjadi tempat pembelajaran yang mengusung konsep eduwisata dengan sasaran akademisi, praktisi, hingga masyarakat umum.
”Saya selaku Kepala Desa Klebet mendukung penuh program budidaya labu madu dengan menggunakan metode baru, yaitu media tanam dari fly ash & bottom ash (FABA) dan cangkang kerang. Hal ini juga telah memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat dengan peningkatan ekonomi dari hasil budidaya labu madu.” ungkap Jamarudin dalam sambutannya.
Besar harapannya, program Budidaya Labu Madu dapat direplikasikan di wilayah lainnya sehingga dapat memperluas penyebaran penerima manfaat. Melalui konsep eduwisata, kegiatan ini juga berpotensi memberikan double impact pada peningkatan ekonomi hingga peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dari proses transfer knowledge yang terjadi”ucapnya.
(Red)