Tragis Supplier PKH-BPNT Diduga di Jadikan Lahan Bancakan”Ketua DPC LSM GERAM: Kita Surati Dinsos.
Tangerang, GLOBALPOSNEWS.COM –
Bantuan Pangan Non Tunai BPNT PKH berupa beras yang diterima oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diduga ada praktik permainan harga (Supplier).
Mahalnya harga beras dan yang lainya dijual oleh Supplier kepada KPM langsung dikeluhkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Gintung, Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang.
Salah satu KPM inisial E mengaku sudah mencairkan dan di antarkan langsung oleh orang yang biasa sering mengantarkan bansos saya di Desa Gintung, dirinya mengeluh harga beras, ayam, telor dan buah yang dinilai sangat mahal, padahal di sini menerimanya banyak kurang lebih 400 ribu per KPM.
”Harga beras yang di antarkan tidak sesuai dengan harga pasaran. Masa iya beras 8 Kg setengah dijual harga mahal banget di pasar juga paling hanya 10 sampai 11 ribu. Itupun untuk jenis beras premium bukan medium, ini kan yang saya terima beras medium,” keluhnya. Selasa (25/04/23).
Sumber membeberkan, pihaknya harus menerima sembako yang sudah di paketkan berupa Beras, Ayam, Telur, Kacang dan Buah-buahan padahal sudah jelas disini KPM bebas berbelanja di manapun dan kapanpun.
“Malah saya saja tidak tahu gesek nya dimana agen Brilink nya dimana saya tidak tahu dan kartunya juga saya tidak tahu siapa yang pegang, tahu-tahu saya di antarkan sembako saja,” beber KPM.
Sementara di tempat yang berbeda Samsuri ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM Geram) Banten, prihatin atas temuan dugaan Lahan bancakan Mark-up harga sembako yang KPM dapatkan ini,
dari pihak-pihak terkait harus nya memahami akan aturan Bansos, dimana sebelumnya Kartu Keluarga Sejahtera atau KKS milik KPM PKH harus dibawa sendiri dan proses pengambilan Bansos juga dilakukan sendiri,
tidak boleh dititipkan kepada pendamping atau koordinator PKH, atau diwakilkan kepada siapa pun. Sebaliknya, tidak boleh ada “imbal jasa” atau pungutan apa pun yang dikenakan kepada para KPM,” tegasnya
Komoditas bahan pangan yang diperbolehkan untuk dibeli KPM dengan menggunakan dana program Sembako di e-warung namun sayang telah dipermainkan oleh Oknum suplayer.
Oknum suplayer harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dimata hukum “saya sendiri akan mengirim surat kepada dinas sosial dan kementrian terkait perihal menyimpangan ini, agar hal ini menjadi pelajaran bagi Dinas Sosial Kabupaten Tangerang lebih melakukan pengawasan dengan baik, apa lagi kejadian ini sudah lama dan mungkin saja saat pandemik Oknum agen tersebut melakukan hal yang sama, jika nanti terbukti seperti itu, berdasarkan Undang-Undang oknum tersebut dapat dihukum berat karena saya sudah mengantongi keterangan dan bukti,” ucapnya.
Agus.s