Menteri ESDM No Respon Jeritan Efendi” Anak Kami Butuh Makan Pak.

0

Photo: Efendi (Warga) bersama Menteri ESDM Bahlil lahadalia

IMG-20250205-WA0000

TANGERANG || Globalposnews.com – Viral video dalam sebuah momen saat menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia Kunjungan dan pemantauan langsung di Kelurahan Cibodasari Kecamatan Cibodas Kota Tangerang, berhadapan langsung di antrian warga yang merasa dirugikan oleh kebijakan baru terkait distribusi gas subsidi 3 kg. Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah media dan aktivis yang mengadvokasi hak-hak masyarakat, Selasa: 4/02/2024.

Salah satu perwakilan warga, Efendi, tiba-tiba mengeluarkan teriakan histeris saat menyampaikan aspirasinya di hadapan Menteri Bahlil. ” Kami sudah 2 minggu kesulitan cari Gas, sudah mengantri, sudah tidak percaya lagi dengan Pejabat etikanya tidak ada, bukan memihak Rakyat, coba lihat sepanjang ini mengantri kenapa mempersulit Rakyat sendiri,” ucap Efendi dengan nada penuh emosi yang menggambarkan kepasrahan dan keputusasaan.

Teriakan ini menggema di suasana hiruk pikuk antrian warga sehingga menyentuh hati banyak yang hadir, menciptakan suasana haru dan keprihatinan yang mendalam.

Kebijakan baru yang diterapkan oleh pemerintah terkait distribusi gas 3 kg tersebut, yang bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan gas subsidi, ternyata menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak warga yang selama ini bergantung pada gas subsidi untuk kebutuhan sehari-hari, merasa sangat terbebani dengan aturan yang dianggap menyulitkan akses mereka terhadap bahan bakar tersebut. Efendi menambahkan bahwa kenaikan harga dan kesulitan dalam mendapatkan gas subsidi telah berdampak langsung pada perekonomian keluarga mereka.

Menteri Bahlil, yang mendengarkan seruan Efendi dengan seksama, mencoba merespons dengan memberikan penjelasan mengenai latar belakang kebijakan tersebut. Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil tujuan untuk membantu masyarakat sebagai upaya mencegah penyalahgunaan pengolahan Gas dan memastikan bahwa gas subsidi benar-benar sampai ke masyarakat yang berhak. “Kami dengar ada oknum dipake untuk oplosan dijual kekomoditi di jual harganya Rp.25.000 sampai Rp.30.000 untuk itu kami mulai untuk penataan dan kami minta masyarakat memahami bahwa ada kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat. Namun, kami juga harus memastikan bahwa subsidi ini tepat sasaran,” ujarnya.

Pengecer sekarang kita aktifkan menjadi sub pangkalan supaya lebih dekat diwilayah masyarakat dengan harga tetap Rp.19.000 atau maksimal Rp.20.000 supaya Negara bisa kontrol agar tidak ada lagi yang menyalah gunakan tabung subsidi.” Jelas Bahlil.

Namun, penjelasan tersebut tidak sepenuhnya memuaskan masyarakat. Banyak yang merasa bahwa aturan yang ada lebih banyak merugikan mereka daripada memberikan solusi.

Efendi melanjutkan, “ ok saya pake akal sehat ya pak, kalau ada yang nakal menimbun atau mengurangi isi Gas (oplos)
Bapak punya senjata punya alat dan penegak hukum untuk bertindak tetapi bukan Rakyat yang dikorbankan.” Tegas Efendi.

Sang Menteri ESDM menuturkan” Bapak sekarang mengantri yang penting penjelasan tujuan Negara begitu, yang penting kita ingin Bapak bisa mendapatkan harga yang lebih baik semua kita layani dan pendistribusian Gas 3kg subsidi tidak lagi langkah.” Ucapnya.

Dengan tegas Efendi mengatakan” Saya lagi masak pak saya tinggal demi Gas” bukan masalah ngantrinya anak kami lapar butuh makan butuh kehidupan logika berjalan dong pak” seru Efendi.

Krisis ekonomi yang dihadapi banyak keluarga selama beberapa tahun terakhir, terutama pasca-pandemi, semakin memperburuk situasi. Kenaikan harga bahan kebutuhan pokok dan biaya hidup yang semakin tinggi membuat banyak keluarga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Gas 3 kg merupakan salah satu sumber energi yang paling terjangkau, dan setiap kesulitan dalam mengaksesnya menjadi masalah yang serius bagi banyak orang.
Berharap Pemerintah melakukan evaluasi terhadap mekanisme distribusi gas subsidi. Mereka berharap agar ada transparansi dalam proses pengadaan dan distribusi agar tidak ada lagi penyelewengan yang merugikan masyarakat.

Editor: Redaksi

About The Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *